Lubuk Linggau, Vox News Media- Kisah pilu datang dari seorang ibu tujuh anak di Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan. Akibat hutang sebesar Rp 1,2 miliar yang dibuat almarhum ayahnya kepada Bank Central Asia (BCA) Kota Lubuklinggau, ia harus kehilangan tiga unit rumah, satu kendaraan roda empat, dan berbagai barang berharga lainnya.
Eksekusi dilakukan oleh pihak Pengadilan Negeri (PN) Kota Lubuklinggau bersama Bank BCA pada Selasa (19/11), setelah keluarga tersebut tak lagi mampu membayar bunga hutang yang membengkak.
Tak hanya kehilangan aset, ibu tersebut, Novia Chartarina (47), bersama tujuh anaknya terpaksa mengungsi ke rumah tetangga setelah diusir dari kediamannya. Novia, seorang guru SMP di Kabupaten Musi Rawas, kini hidup dengan beban berat, mengingat ia adalah anak tertua dari lima bersaudara yang harus menanggung tanggung jawab besar.
Menurut Novia, hutang tersebut awalnya dibuat almarhum ayahnya, Ali Aswar, pada tahun 2010. Namun, sejak ayahnya meninggal dunia, beban pembayaran hutang jatuh kepada keluarga. “Kami tetap membayar bunganya sebesar Rp 13 juta per bulan meskipun hanya untuk menjaga agar tidak terjadi penyitaan,” ungkapnya.
Setelah berjalan satu tahun, pihak Bank BCA meminta agar nama pemilik hutang dialihkan ke Novia dengan skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) selama lima tahun, dengan cicilan sebesar Rp 28 juta per bulan. Awalnya, Novia masih mampu membayar karena usaha katering yang ia jalankan sedang berjalan lancar.
Namun, pandemi COVID-19 mengubah segalanya. Usaha kateringnya bangkrut, membuat pembayaran hutang macet. “Akhirnya, tahun 2024 ini rumah ketiga kami juga ikut disita oleh pihak PN bersama pihak Bank BCA,” tutur Novia sambil menahan tangis.
Dalam kondisi yang serba sulit, Novia sangat berharap agar pemerintah, terutama Presiden Republik Indonesia, memperhatikan nasib keluarganya yang kini terlunta-lunta.
“Kami kehilangan segalanya. Hari ini, rumah terakhir kami juga disita. Kami hanya rakyat kecil yang butuh bantuan,” harapnya penuh haru.
Kasus ini menjadi potret menyakitkan bagaimana hutang dapat menghancurkan kehidupan sebuah keluarga, terutama saat ada musibah seperti kehilangan kepala keluarga. Novia berharap ada solusi dari pemerintah atau pihak berwenang agar ia dan anak-anaknya bisa kembali hidup dengan layak.
(Laporan: Nasrullah)